Pages

Pages

Senin, 07 Oktober 2013

Al quran dan Putusanmu

Al-Qur'an memberi isyarat kepada manusia untuk menjelajahi ruang angkasa dan perut bumi yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia pada waktu ayat ini diturunkan.

"Hai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, dan kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan. (QS. 55:33)

Manusia, dengan kecerdasan dan keterampilannya, telah berhasil mendaratkan dua orang awak pesawat apollo 11 ke bulan dan membuat stasiun ruang angkasa, dan banyak menerjunkan pekerja tambang ke dalam perut bumi hingga kedalaman beberapa kilometer.


Dan lain sebagainya.

TANTANGAN ALLAH SWT KEPADA ORANG-ORANG KAFIR (KHUSUSNYA ATHEIS):

Allah SWT menantang orang-orang kafir untuk mengembalikan nyawa manusia ketika dicabut:

"Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada kamu, tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah), kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?" (QS. 56:83-87)
PEKERJAAN RUMAH BAGI AHLI-AHLI RUANG ANGKASA:

Secara gamblang, Allah SWT menyebutkan keberadaan makhluk-makhluk melata di ruang angkasa:

"Diantara tanda-tanda (kekuasaan)-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Mahakuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya." (QS. 42:29)



DAN SIAPAKAH TUHAN YANG SEBENARNYA MEMILKI ALAM JAGAT RAYA INI , YANG MEMBUAT , DAN MEMELIHARANYA CIPTANAYA.
BUKTI ALQURAN ADALAH KITAB YANG DI TURUNKAN DARI TUHAN PENCIPTA ALAM SEMESTA.
DAN DIA  TIDAK HANYA SEKEDAR MENGAKU-NGAKU ATAS PENCIPTAN DAN KEPEMILIKAN ATAS ALAM JAGATRAYATERMASUK DI DALAMYA KITA SEBGAI MANUSIA, KARENA ALLAH SENDIRI MEMILIKI ILMU PENGETAHUAN ATAS ALAM JAGAT RAYA CIPTANAYA YANG DI JABARKAN DALAM KITAB AL QURAN DAN KITAB KITAB TERDAHULU YANG MASIH SUCI .


Ali Imran :189
kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu.


Ali Imran :190
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
terrus menerus mengurus makhluk-Nya.

MALU DAN MERUGI LAH BAGAI MEREKA YANG MENDUSTAKAN KEBENARAN DARI TUHAN YANG BENAR BENAR ESA DAN TAK ADA SATUPUN MAHLUK YANG SETARA DENGANYA.
DIMANAKAH KALIAN SEMUA BERDIRI DAN HIDUP , TIADA LAIN PADA BUMI MILIK TUHAN YANG ESA.

DAN KENAPa KAH KALIAN MANUSIA HARUS INGKAR, DAN TIDAK MEYAKINI AKAN KEBENARAN,
"KITA TAK DAPAT MELIHATNYA , MEREKA MENGINGKARI DENGAN ALASAN ITU
DAN MENGAMBIL TUHAN TUHAN YANG MEREKA DAPAT MELIHATNYA DAN MEMBUATNYA.
NABI NABI MEREKA ANGGAP TUHAN PENGGANTI ALLAH YANG ESA
SEDANGKAN NABI DAN ROSUL ITU HANYALAH UTUSAN YANG MENERANGKAN KEESAAN ALLAH BAHWA TIDA TUHAN SELAIN ALLAH
BAHKAN MEREKA ANGGAP TUHAN ITU ADALAH ROH DAN MEMPUNYAI KELUARGA
ROH ITU ADALAH CIPTANYA PATUTKAH ALLAH SETARA DENGAN CIPTANYA
DAN BILA TUHAN ITU ADA DUA TELAH BINSA LAH ALAM JAGAT RAYA INI APALAGI TIGA APALAGI EMPAT.


DISINI GAKASLI DIMANA KITA HIDUP DIMANA MATAHARAI DAN BINTANG BINTANG LAIN BERESRTA BUMI DAN PLANET PLATET DAN SATELIT DAN BENDA ANGKSA LAINYA BERPUTAR(BEREVOLUSI ) SEPERTI TOAP NYA ORANG HAJI.
DAN SADARKAH KAWAN SEBERAPA BESAR LAGI TINGGI ALLAH .
DALAM AL QURAN DITERANGKAN BAHWA DIA LAH YANG MELIPUTI LANGIT DAN BUMI ,SEDANGKAN SAMPAI SEKARANG ILMU PENGAETAHUAN BELUM DAPAT MENGETAHUI BATAS TINGGINYA LANGIT DAN SEBERAPA BEASR ALAM JAGATRAYA INI

KUMPULAN GALAKSI , DAN KETHUAILAH BAHA GALAKSI PUN BERPUTAR (BEREVOLUSI ), DAN DI ANATA GLAKSI ,GALAKSI BIMA SAKTI PUN ADA SEMUA BEROTASI MEMUJI ALLAH TUHAN YANG MENCIPTAKANYA DAN TIAP HARI TIAP BULAN DAN TAHUN TIAP GALAKSI INI SALING MENJAUHI SATU SAMA LAIN, ATAU KITA BISA BILANG ANGKSA ITU MNGEMBANG, MELUAS, DILUASKAN .
LIHATLAH SEBERAPA BANYAKNYA GALAKSI DI ALAM JAGATRAYA INI , SEBERAPA KECILNYA KITA JIKA JITA PUN DI PERKECIL SKALANYA SEKIAN TRRILIUN ATAUPUN LEBIH BANYAK DARI ITU.
ADAKAH TUHA TUHAN SELAIN ALLAH YANG MAHA BESAR SEDANGKAN MEREKA BERADA DI BUMI ,DAN DAPATKAH KALIAN TUNJUK DIMANA LETAK BUMI ITU .KITA ITU SANGAT SANGAT SANGAT SANGTAN AMAT KECIL.
JIKA ALLAH BERKEHEBDAH TENTULAH KITA DI GANDTIKAN DENGAN MAHLUK YANG 
DIANTARA GALSI AGALAKSI RIBUAN JALAN YANG TEJADI SEBAGAI LINTSAN BENDA LAGIT , DAN DIANTARA BENDA LANGIT ITU PUN PERNAH DI TELITI BHAWA BAGIAN LINTAS BENDA BENDA LANGIT ITU PUN DARI BEBERAPA GALAKSI DIKETAHUI ADA YANGSALING MENYILANG LINTSANA DIKARENAKAN MSAIHBERDEKATAN JARAKNYA NAMUN MAHA TELITI ALLAH TAK ADA SATUPUN YANG SALING BERTUBRUKAN PLANET PLANET DAN SATELIT ITU .

BAHAKAN BUMI KITA INI SALING MELINTANG DENGAN LINTASANA KOMET .
DAN SUNGGUH ALLAH MAHA MEMELIHARA SEPERTI YANG DI WAHYUKANYA DALAM ALQURAN.

Al Quran mengenai Reproduksi tumbuh-tumbuhan.

"Yang telah menjadikan bagimu sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan dan menurunkan dari langit air hujan, maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dan tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam." (QS. 20:53)

"Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya." (QS. 15:22)

"...Dan menjadikan padanya (bumi) semua buah-buahan berpasang-pasangan..." (QS. 13:3)


Kita mengetahui bahwa "buah" adalah hasil proses reproduksi daripada tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi yang mempunyai organisasi (susunan anggauta) yang lengkap dan sangat kompleks. Tahap sebelum menjadi buah adalah bunga dengan anggauta jantan (etamine) dan betina (ovules). Ovul ini setelah menerima "pollen" menghasilkan buah, dan buah itu sesudah matang menghasilkan biji. Tiap-tiap buah mengandung arti tentang adanya anggauta jantan dan anggota betina. Inilah yang dimaksudkan oleh ayat tersebut di atas.

Tetapi kita harus ingat bahwa dalam beberapa pohon, buah dapat dihasilkan oleh bunga yang tidak dikawin seperti pisang, beberapa macam ananas, tin (fique), orange dan buah anggur. Buah tersebut tidak berasal dari pohon yang mempunyai jenis seks.

Selesainya reproduksi terjadi dengan proses tumbuhnya biji, setelah terbukanya tutup luar (yang mungkin juga terpadat dalam biji). Terbukanya tutup luar itu memungkinkan keluarnya akar yang akan menyerap makanan dari tanah. Makanan itu perlu untuk tumbuh-tumbuhan yang lambat pertumbuhannya, yaitu untuk berkembang dan menghasilkan individu baru.

Suatu ayat memberi isyarat kepada pembenihan ini.

"Sesungguhnya Allah membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan..." (QS. 6:95)

Al Quran mengenai Air susu ibu dalam 2 tahun

Air susu ibu adalah suatu campuran ciptaan Allah yang luar biasa dan tak tertandingi sebagai sumber makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir, dan sebagai zat yang meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap penyakit. Bahkan makanan bayi yang dibuat dengan teknologi masa kini tak mampu menggantikan sumber makanan yang menakjubkan ini.

Setiap hari ditemukan satu manfaat baru air susu ibu bagi bayi. Salah satu fakta yang ditemukan ilmu pengetahuan tentang air susu ibu adalah bahwa menyusui bayi selama dua tahun setelah kelahiran sungguh amat bermanfaat. (Rex D. Russell, Design in Infant Nutrition, http:// www. icr.org/pubs/imp-259.htm)

Allah memberitahu kita informasi penting ini sekitar 14 abad yang lalu, yang hanya diketahui melalui ilmu pengetahuan baru-baru ini, dalam ayat-Nya "...menyapihnya dalam dua tahun...".

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (Al Qur'an, 31:14)

Al Quran mengenai Bagian otak yang mengendalikan gerak.

"Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka." (Al Qur'an, 96:15-16)



Ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" dalam ayat di atas sungguh menarik. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir, sedangkan Al Qur'an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah frontal cerebrum (otak besar). Buku berjudul Essentials of Anatomy and Physiology, yang berisi temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang fungsi bagian ini, menyatakan:

Dorongan dan hasrat untuk merencanakan dan memulai gerakan terjadi di bagian depan lobi frontal, dan bagian prefrontal. Ini adalah daerah korteks asosiasi... (Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback, Charles R.; N. L. Strominger; and R. J. Demarest, 1991, The Human Nervous System, Introduction and Review, 4. edition, Philadelphia, Lea & Febiger , s. 410-411)

Buku tersebut juga mengatakan:

Berkaitan dengan keterlibatannya dalam membangkitkan dorongan, daerah prefrontal juga diyakini sebagai pusat fungsional bagi perilaku menyerang... (Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book Inc., s. 211)

Jadi, daerah cerebrum ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan, dan memulai perilaku baik dan buruk, dan bertanggung jawab atas perkataan benar dan dusta.

Jelas bahwa ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka" benar-benar merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al Qur'an sejak dulu.

Al Quran mengenai Manusia tercipta dari setitik sperma.

Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an :

"Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan?" (Al Qur'an, 75:36-37)




Seperti yang telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari Ilahi.

Al Quran mengenai Jenis kelamin bayi.

Hingga baru-baru ini, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel ibu. Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin ini ditentukan secara bersama oleh sel-sel lelaki dan perempuan. Namun kita diberitahu informasi yang berbeda dalam Al Qur'an, yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan diciptakan "dari air mani apabila dipancarkan".

"Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani, apabila dipancarkan." (Al Qur'an, 53:45-46)

Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi molekuler telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan Al Qur'an ini. Kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis kelamin ini.

Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut "XY" pada pria, dan "XX" pada wanita. Penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang mengkode sifat-sifat kewanitaan.

Pembentukan seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah satu dari kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.

Dengan kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung dengan sel telur wanita.

Tak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga ditemukannya ilmu genetika pada abad ke-20. Bahkan di banyak masyarakat, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita. Inilah mengapa kaum wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi perempuan.

Namun, tiga belas abad sebelum penemuan gen manusia, Al Qur'an telah mengungkapkan informasi yang menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan tetapi air mani dari pria.

Al Quran mengenai Manfaat sidik jari.

Saat dikatakan dalam Al Qur'an bahwa adalah mudah bagi Allah untuk menghidupkan manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari manusia secara khusus ditekankan:

"Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung jari-jarinya dengan sempurna." (Al Qur'an, 75:3-4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus. Ini dikarenakan sidik jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain.

Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.

Akan tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada sidik jari, yang sedikitpun tak menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang.

Al Quran mengenai Kegelapan dan gelombang di dasar lautan.

"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun." (Al Qur'an, 24:40)

Keadaan umum tentang lautan yang dalam dijelaskan dalam buku berjudul Oceans:


Kegelapan dalam lautan dan samudra yang dalam dijumpai pada kedalaman 200 meter atau lebih. Pada kedalaman ini, hampir tidak dijumpai cahaya. Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak terdapat cahaya sama sekali. (Elder, Danny; and John Pernetta, 1991, Oceans, London, Mitchell Beazley Publishers, s. 27)

Kini, kita telah mengetahui tentang keadaan umum lautan tersebut, ciri-ciri makhluk hidup yang ada di dalamnya, kadar garamnya, serta jumlah air, luas permukaan dan kedalamannya. Kapal selam dan perangkat khusus yang dikembangkan menggunakan teknologi modern, memungkinkan para ilmuwan untuk mendapatkan informasi ini.

Manusia tak mampu menyelam pada kedalaman di bawah 40 meter tanpa bantuan peralatan khusus. Mereka tak mampu bertahan hidup di bagian samudra yang dalam nan gelap, seperti pada kedalaman 200 meter. Karena alasan inilah, para ilmuwan hanya baru-baru ini saja mampu menemukan informasi sangat rinci tersebut tentang kelautan. Namun, pernyataan "gelap gulita di lautan yang dalam" digunakan dalam surat An Nuur 1400 tahun lalu. Ini sudah pasti salah satu keajaiban Al Quran, sebab infomasi ini dinyatakan di saat belum ada perangkat yang memungkinkan manusia untuk menyelam di kedalaman samudra.

Selain itu, pernyataan di ayat ke-40 surat An Nuur "Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan?" mengarahkan perhatian kita pada satu keajaiban Al Quran yang lain.

Para ilmuwan baru-baru ini menemukan keberadaan gelombang di dasar lautan, yang "terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut yang memiliki kerapatan atau massa jenis yang berbeda." Gelombang yang dinamakan gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di kedalaman lautan dan samudra dikarenakan pada kedalaman ini air laut memiliki massa jenis lebih tinggi dibanding lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat seperti gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah, persis sebagaimana gelombang permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat oleh mata manusia, tapi keberadaannya dapat dikenali dengan mempelajari suhu atau perubahan kadar garam di tempat-tempat tertentu. (Gross, M. Grant; 1993, Oceanography, a View of Earth, 6. edition, Englewood Cliffs, Prentice-Hall Inc., s. 205)
Pernyataan-pernyataan dalam Al Qur'an benar-benar bersesuaian dengan penjelasan di atas. Tanpa adanya penelitian, seseorang hanya mampu melihat gelombang di permukaan laut. Mustahil seseorang mampu mengamati keberadaan gelombang internal di dasar laut. Akan tetapi, dalam surat An Nuur, Allah mengarahkan perhatian kita pada jenis gelombang yang terdapat di kedalaman samudra. Sungguh, fakta yang baru saja diketemukan para ilmuwan ini memperlihatkan sekali lagi bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.

Al Quran mengenai Bentuk bulat planet bumi.

"Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam..." (Al Qur'an, 39:5)


bumi dalamkeadaan sebagian siang  dan sebagian malam


Dalam Al Qur'an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat di atas adalah "takwir". Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.

Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur'an, yang telah diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat.

Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara berbeda. Di masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya, ayat-ayat Al Qur'an berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu abad terakhir. Oleh karena Al Qur'an adalah firman Allah, maka tidak mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika menjelaskan jagat raya. Rasanya tidak mungkin Allah menyebutkan secara vulgar bahwa bentuk bumi adalah bulat, karena ini akan bertentangan dengan keyakinan manusia pada waktu itu. Lebih jauh, Allah menyuruh manusia untuk berfikir dan memahami segala ciptaan-Nya yang tak terbatas luasnya ini.

Al Quran mengenai Mengembangnya alam semesta.

 "Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Al Qur'an, 51:47)

Dalam Al Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang, mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:

MILYARAN  MUNGKIN LEBIH KUMPULAN GALAKSI


Kata "langit", sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak tempat dalam Al Qur'an dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Di sini sekali lagi, kata tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam Al Qur'an dikatakan bahwa alam semesta "mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yang kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.

Hingga awal abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".

Pada awal abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang.

Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur'an pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam semesta.

Al Quran mengenai Planet dalam langit terdekat.

"Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang terdekat dengan hiasan yaitu planet-planet." (QS. 37:6)

Dalam suatu ayat terdapat kata "Kawakib" yang menurut pengetahuan modern hanya dapat diartikan "planet".


Kalimat Qur-an: "Langit yang terdekat" dapatkah diartikan sebagai sistem matahari? Kita mengetahui bahwa tak terdapat di antara benda-benda samawi yang terdekat kepada kita selain planet. Matahari adalah bintang satu-satunya dalam sistem ini yang pakai nama. Orang tak dapat mengerti, benda samawi apa gerangan yang dimaksudkan dalam ayat tersebut, jika bukan planet. Rasanya sudah benar jika kita terjemahkan "Kawakib" dengan "planet;" dan ini berarti bahwa Qur-an menyebutkan adanya "planet" menurut definisi modern.

Al Quran mengenai Gerak semu matahari.

"Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya." (QS. 55:17)



Dua tempat terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah tempat dan terbenam matahari di waktu musim panas dan di musim dingin. Gerak semu matahari ke utara-selatan menyebabkan beberapa musim tertentu di suatu negara tertentu.
 

Al Quran mengenai Gugusan bintang / galaksi.

"Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang (galaksi) dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya." (QS. 25:61)




Dalam alam semesta ini terdapat milyaran galaksi. Di antara galaksi-galaksi itu adalah:

- Galaksi Bima Sakti (tata surya kita ini terdapat di dalamnya).
- Galaksi Magellan (berjarak kira-kira 150.000 tahun cahaya dari Bima Sakti).
- Galaksi Andromeda (lebih jauh sedikit dari Magellan, dengan jarak kira-kira 2.000.000 tahun cahaya).

Al Quran mengenai Peredaran benda-benda angkasa dalam garis edarnya.

"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:

"Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)

Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana.

Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai berikut:

"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)

Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah "berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.

Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.

Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu: karena Al Qur'an adalah firman Allah.

Al Quran mengenai Karakter binatang yang hidup berkelompok.

"Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam al Kitab, kemudian kepada Tuhan merekalah, mereka dihimpunkan." (QS. 6:38)


Beberapa hal dalam ayat tersebut harus kita beri komentar. Pertama-tarna: nasib binatang-binatang sesudah mati perlu disebutkan. Dalam hal ini nampaknya Qur-an tidak mengandung sesuatu doktrin. 
Kemudian soal taqdir secara umum, yang kelihatannya menjadi persoalan di sini, dapat difahami sebagai taqdir mutlak atau taqdir relatif, terbatas pada struktur atau organisasi fungsional yang mengkondisikan tindakan (behaviour). Binatang bereaksi kepada fakta luar yang bermacam-macam sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu.

Menurut Blachere, seorang ahli tafsir kuno seperti Al Razi berpendapat bahwa ayat ini hanya menunjukkan tindakan-tindakan instinktif yang dilakukan oleh binatang untuk memuji Tuhan.

Syekh si Baubekeur "Hamzah" (Sayid Abubakar Hamzah, seorang ulama Maroko) dalam tafsirnya menulis: "Naluri yang mendorong makhluk-makhluk untuk berkelompok dan berreproduksi, untuk hidup bermasyarakat yang menghendaki agar pekerjaan tiap-tiap anggauta dapat berfaedah untuk seluruh kelompok."

 Cara hidup binatang-binatang itu pada beberapa puluh tahun terakhir telah dipelajari secara teliti dan kita menjadi yakin akan adanya masyarakat-masyarakat binatang. Sudah terang bahwa hasil pekerjaan kolektif telah dapat meyakinkan orang tentang perlunya organisasi kemasyarakatan. Tetapi penemuan tentang mekanisme organisasi beberapa macam binatang baru terjadi dalam waktu yang akhir-akhir ini. Kasus yang paling banyak diselidiki dan diketahui adalah kasus lebah. Nama Von Frisch dikaitkan orang dengan penyelidikan tersebut. Pada tahun 1973 Von Frisch, Lorenz dan Tinbergenmendapat hadiah Nobel karena penyelidikan mereka.

Al Quran dan Dua lautan

Tidaklah mengada-ada tentang semua yang di terangkan dalam AL QURAN terbukti semua yang di jelaskan muncul satu demi satu sebagai suatu pringatan dan membenarkan bahwa tuahn itu hanyalah satu IALAH ALLAH .bgitu Membaca sekilas judul diatas pasti bertanya-tanya kenapa kok ada sungai dibawah laut? Sesuatu yang mustahil untuk ditemukan di dunia fana ini. Namun hal ini terjadi adanya ketika ada penjelajahan bawah laut di Meksiko. Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton rancangan TV `Discovery’ pasti kenal Mr.Jacques Yves Costeau , ia seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke perbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton di seluruh dunia.


Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar segar yang sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya. Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan ( surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan.. .”Artinya: “Dia biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak boleh ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi “Yakhruju minhuma lu’lu`u wal marjaan” ertinya “Keluar dari keduanya mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak
ditemukan mutiara.

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam.
Pada suatu forum saya membaca artikel yang menyebutkan bahwa berita sungai bawah laut ini sudah disebutkan dalam Al Qur'an. Berikut ayatnya :

Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi. (QS : Al Furqon 53)


“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (QS Ar Rahmaan : 19-20)

Juga ada yang mengatakan bahwa warna kecoklatan seperti air sungai itu merupakan lapisan gas hidrogen sulfida. Namun warna kecoklatan itu bukan berasal dari air tawar. Disebutkan, bagian kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfide atau H2S. Gas yang biasanya dihasilkan dari saluran pembuangan kotoran.

Wallahualam Bizahwab....
INI ADALAHSALAH SATU BUKTI BAHWA ALQURAN BERKAT BENAR DAN BENAR BENAR  DARI  YANG MENCIPTAKAN ALAM SEMESTA DAN YANG MEMILIKI ILMU AKAN PENCITAAN ALAM SEMSTA ITU, DAN DALAM ALQURAN  TUHAN SANG PENCIPTA MEMBERITAHUAKAN ITU SEBAGAI SUATAU PRINGATAN BAGI MEREKA  MANUSIA.

Al Quran dan kisah Firaun/ Faraok

Ada beberapa  kitab  agama  yang menceritakan ditenggelamkanya firaun beserta bala tentaranya di laut merah namun hanya dalam al quran  jelaskanya  bahwa akan  Diselamatkannya Jasad Fir’aun, sebelum diketemukany jasad firaun di daratan.
dan keterangan al quran  sebagai berikut:


“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi 
pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu” [QS 10:92]
ramses firaun


Maurice Bucaille dulunya adalah peneliti mumi Fir’aun di Mesir. Pada mumi Ramses II dia menemukan keganjilan, yaitu kandungan garam yang sangat tinggi pada tubuhnya. Dia baru kemudian menemukan jawabannya di Al-Quran, ternyata Ramses II ini adalah Firaun yang dulu ditenggelamkan oleh Allah swt ketika sedang mengejar Nabi Musa as.

Injil & Taurat hanya menyebutkan bahwa Ramses II tenggelam; tetapi hanya Al-Quran yang kemudian menyatakan bahwa mayatnya diselamatkan oleh Allah swt, sehingga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.

Perhatikan bahwa Nabi Muhammad saw hidup 3000 tahun setelah kejadian tersebut, dan tidak ada cara informasi tersebut (selamatnya mayat Ramses II) dapat ditemukan beliau (karena di Injil & Taurat pun tidak disebut). Makam Fir’aun, Piramid, yang tertimbun tanah baru ditemukan oleh arkeolog Giovanni Battista Belzoni tahun 1817. Namun Al-Quran bisa menyebutkannya karena memang firman Allah swt (bukan buatan Nabi Muhammad saw).

Segala Sesuatu diciptakan Berpasang-pasangan
Al Qur’an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui.” [Yaa Siin 36:36]

Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara rambang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. 

Penemuan ini, yang disebut “parité”, menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:

“…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan … dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat, di setiap tempat.”

Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui letupan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur’an diturunkan.

Al-quran mensiratkan akan Kemenangan Romawi atas Persia

Pejelasan akan datangnya Kemenangan Romawi atas Persia dalam al quran

“Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang).” (Al Qur’an, 30:1-4)


Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium di tangan bangsa Persia.

ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal, Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia, dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. 
 

Kaisar Bizantium, Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.)

Al Quran dan gunung- gunung

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan.” [QS 27:88]

14 abad lampau seluruh manusia menyangka gunung itu diam tidak bergerak. Namun dalam Al Qur’an disebutkan gunung itu bergerak.
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar 180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah Gondwana, yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa kedua adalah Laurasia, yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar. (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 30)
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah “continental drift” atau “gerakan mengapung dari benua” untuk gerakan ini. (National Geographic Society, Powers of Nature, Washington D.C., 1978, s.12-13)
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah dinyatakan dalam Al Qur’an.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Qur’an, 15:22)

Al Quran dan dari segi bilangan didalamya

Abdul Razak Naufal, seorang sarjana Mesir menemukan bahwa kata-kata yang terkandung dalam Quran sangat harmonis dan akurat. Dia mempublikasikan hasil penyelidikannya dalam bukunya yang berjudul "Al-Ijaaz Al-Adady LilQuran Alkarim" (Kemukjizatan dari segi bilangan dalam Quran) yang terdiri dari tiga jilid, mengemukakan sekian banyak contoh tentang keseimbangan jumlah kata-kata dalam Quran. Semua keajaiban itu menunjukkan bukti bahwa ada kekuatan yang maha dahsyat yang melebihi kekuatan manusia., yaitu Allah.
Berikut rangkuman / ringkasan dari hasil penelitiannya tersebut, di mana pembaca bisa membuktikan sendiri secara tepat dengan merujuk pada Kashful-ul-Ayat dari Quran :
A. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan lawan katanya :
  • Kata `Hayat' (Hidup) dan `Maut' (Mati) masing-masing ditemukan sebanyak 145 kali.
  • Kata `Al Nafa'a' (Manfaat) dan `Al Madharrat' (Madharrat) masing-masing sebanyak 50 kali.
  • Kata `Al Har' (Panas) dan `Al Bardu' (Dingin) masing-masing sebanyak 4 kali.
  • Kata `As Sholiha' (Kebajikan) dan `As Sayah' (Keburukan) masing-masing sebanyak 167 kali.
  • Kata `At Thoma'ninah' (Kelapangan/ Ketenangan) dan `Adduk' (Kesempitan / Kekesalan) masing-masing sebanyak 13 kali.
  • Kata `Arrobat' (Cemas / Takut) dan `Arrogho' (Harap / Ingin) masing-masing sebanyak 8 kali.
  • Kata `Al Kafir' (Kafir) dan `Al Iman' (Iman) dalam bentuk difinite masing-masing sebanyak 8 kali, sedang dalam bentuk indifinite masing-masing sebanyak 17 kali.
  • Kata `As Shufah' (Musim Panas) dan `As Syata' (Musim Dingin) masing-masing sebanyak 1 kali.
  • Kata `Dunya' (Dunia) dan `Akherat' (Hari Kemudian) masing-masing sebanyak 115 kali.
  • Kata Setan dan Malaikat masing-masing sebanyak 88 kali.
B. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan persamaan makna yang dikandungnya :
  • Kata `Al Harot' dan `An Naro'at' (Membajak/ Bertani) masing-masing sebanyak 14 kali.
  • Kata `Al Ajaba' dan `An Ghororoh' (Membanggakan Diri / Angkuh) masing-masing sebanyak 27 kali.
  • Kata (Orang Sesat / Mati Jiwanya) masing-masing sebanyak 17 kali.
  • Kata (Quran, Wahyu, dan Islam, ) masing-masing sebanyak 70 kali.
  • Kata (Akal dan Cahaya) masing-masing sebanyak 49 kali.
  • Kata (Nyata) masing-masing sebanyak 16 kali.
C. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata yang menunjuk pada akibatnya :
  • Kata (Menafkahkan) dengan (Kerelaan) masing-masing sebanyak 73 kali.
  • Kata (Kekikiran) dan (Penyesalan) masing-masing sebanyak 12 kali.
  • Kata (Orang-orang kafir) dan (Neraka/ Pembakaran) ) masing-masing sebanyak 154 kali.
  • Kata (Zakat/ Pensucian) dan (Kebajikan yang banyak) ) masing-masing sebanyak 32 kali.
  • Kata (Kekejian) dan (Murka) ) masing-masing sebanyak 26 kali.
  • Kata `Al Rijs' (Godaan Syaithan dan Najis) dan `Al Rejz' (Siksa yang pedih) masing-masing sebanyak 10 kali.
  • Kata `Ilm' (Mengetahui), `Ma'rifat' (Pengenalan Allah), dan `Iman' (Keyakinan) masing-masing sebanyak 811 kali. Ini menunjukkan bahwa melalui pengenalan kepada Allah dapat menghantarkan pada keyakinan yang teguh.
D. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya :
  • Kata (Pemborosan) dan (Ketergesa-gesaan) masing-masing sebanyak 23 kali.
  • Kata (Nasehat/ Petuah) dan (Lidah) masing-masing sebanyak 25 kali.
  • Kata (Tawanan) dan (Perang) ) masing-masing sebanyak 6 kali.
  • Kata (Kedamaian) dan (Kebajikan) ) masing-masing sebanyak 60 kali.
E. Keseimbangan Khusus
  • Kata `Yaum' (Hari) dalam bentuk tunggal ditemukan sebanyak 365 kali, sama dengan jumlah hari dalam setahun.
  • Kata `Yaam' dan `Yaumin' (Hari-hari) dalam bentuk jamak, jumlah keseluruhannya ditemukan sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam sebulan.
  • Kata `Syahr' (Bulan) ditemukan sebanyak 12 kali, sama dengan 12 bulan dalam setahun.
  • Kata `Asbat' (Dua belas sahabat Nabi Musa) dan `Hawariun' (Dua belas sahabat Nabi Isa) masing-masing ditemukan sebanyak 5 kali.
  • Kata-kata yang menunjuk pada utusan Tuhan, yaitu (Rasul), (Nabi), (Pembawa Berita Gembira), dan (Pemberi Peringatan) keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama Nabi, Rasul, Pembawa Berita tersebut, yakni 518 juga.
  • Dalam Quran terdapat 7 (tujuh) ayat yang memberi penjelasan tentang langit ada `tujuh', dan 7 (tujuh) ayat pula yang menjelaskan terciptanya langit dan Bumi dalam `enam' tahap.

Jumlah Kata Yang Berlawanan

hidup (al-haya_h) : 145
mati (al-mawt) : 145

perbuatan baik (ash-sha_liha_t) : 167
perbuatan buruk (as-sayyi'a_at) : 167

dunia (ad-dun-ya_) : 115
akhirat (al-a_khirah) : 115

saying aloud (al-jahr) : 16
in public (al-alaniyah) : 16

Jumlah Kata Yang Berhubungan

setan (syaytha_n) atau (syaya_thi_n) : 80
malaikat (mala_ikah) atau (malak) : 80

mereka berkata (qa_lu_) : 332
katakanlah! (qul) : 332

kecintaan (al-muhabbat) : 83
keta'atan (ath-tha'aat) : 83

hidayah (al-hida_yah) : 79
rahmat (ar-rahmat) : 79

keselamatan (as-salaam) : 50
kebaikan (ath-thayyibaat) : 50

kesukaran (asy-syadah) : 102
kesabaran (ash-shabr) : 102

musibah (al-mushi_bah) : 75
bersyukur (asy-syukr) : 75

Catatan : tanda tanya bagi saya
Iblis (al-ibli_s) : 11
memohon perlindungan Allah (dari iblis): (al-sti'a_dhatu billaah) : 11

Berkaitan dengan persamaan matematik

Beberapa ayat Al-Quran menunjukkan struktur matematik yang menakjubkan, berkaitan dengan 'persamaan' dan 'pertidaksamaan'. Sebagai contoh, dalam Quran dinyatakan dengan "persamaan A adalah seperti B" <matsalu A kamatsali B> :
[Quran 3:59]
Sesungguhnya persamaan "Isa" di sisi Allah seperti persamaan "Adam".

Kata "Isa" dan "Adam" sama-sama muncul 25 kali.
[Quran 7:176]
"anjing" dengan "kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami"

Maka persamaannya ialah :
Bahwa "kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami" (al-qawmul-ladzi_na kadz-dabu_ bi a_ya_tina_) dipersamakan / diibaratkan kelakuannya seperti seekor "anjing" (kalb). Yaitu jika kamu menghalaunya, ia menjulurkan lidahnya, atau jika kamu membiarkannya, ia menjulurkan lidahnya juga.

"Anjing" (kalb) tertulis 5 kali sebagaimana kata "Kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami" (al-qawmul-ladzi_na kadz-dabu_ bi a_ya_tina_) tertulis 5 kali juga.
[Quran 29:41]
Persamaan "orang-orang yang mengambil untuk mereka wali-wali selain daripada Allah" (alladzi_nat-takhadzu_ mindu_nil-laahi), ialah seperti persamaan "laba-laba" (al-'ankaabu_t).

Laba-laba (al-'ankabu_t) tertulis 2 kali, "Orang-orang yang mengambil untuk mereka wali-wali selain daripada Allah" (alladzi_nat-takhadzu_mindu_nil-laahi) tertulis 2 kali juga.
[Quran 62:5]
Persamaan "orang-orang yang dibebankan dengan Taurat", kemudian mereka tidak memikulnya adalah seperti persamaan "seekor keledai" yang memikul buku-buku yang tebal.

"Keledai" (al-hima_r) dan "orang-orang yang dibebankan dg taurat" (al-ladzi_na humilut-tawra_t) sama-sama muncul di ayat ini, yaitu hitungannya sama-sama satu kali muncul.

Berkaitan dengan pertidaksamaan matematik

Dalam Quran, dijumpai petunjuk tentang pertidaksamaan ketika ada ayat yang menyatakan "Adakah sama antara A dan B (hal yastawi_ A wa B?), sebagaimana ditemukan dalam beberapa ayat. Tentunya, kita akan berfikiran bahwa tentu saja kemungkinan (probabilitas) ketidaksamaan jumlah antara A dan B adalah sangat besar, akan tetapi anehnya, jika kita temukan ayat yang menyatakan ketidaksamaan antara A dan B, diketahui bahwa perbedaan jumlah antara A dan B adalah TEPAT SATU. Menakjubkan bukan?
Contoh:
[Quran 4:95]
Tidaklah sama antara "mu'min yang duduk [yang tidak ikut berperang] yang tidak mempunyai "uzur"" (al-qa_idu_n) dengan "orang-orang yang berjihad di jalan Allah" (al-muja_hidu_n) ...

Jumlah kemunculan (al-qa_idu_n) / (al-qa_idi_n) = 4
Jumlah kemunculan (al-muja_hidu_n) / (al-muja_hidi_n) = 3

[Quran 6:50]
... Apakah sama "orang yang buta" (al-a'ma_) dengan "orang yang melihat" (al-bashi_r)? Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?

Jumlah kemunculan (al-a'ma_) = 8
Jumlah kemunculan (al-bashi_r) = 9

[Quran 13:16]
... Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah "gelap gulita" (adz-dzuluma_t) dan "terang benderang" (an-nu_r) ...

Jumlah kemunculan (adz-dzuluma_t) = 14
Jumlah kemunculan (an-nu_r) = 13

Ada sedikit kejanggalan terhadap fenomena ini di Quran 5:100, yang dijelaskan sebagai berikut :
[Quran 5:100]
... :Tidak sama "yang buruk" (al-khabi_ts) dengan "yang baik" (at-thayyib), meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, ...

Catat akhir ayat di atas, bahwa : "banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, ... "
Ternyata, jumlah kata (al-khabi_ts) dengan (at-thayyib" adalah SAMA, yaitu 7 kali kemunculan. Penjelasan dari kejanggalan ayat ini ditemukan di Quran 8:37 yang menyatakan :
[Quran 8:37]
Supaya Allah memisahkan yang buruk daripada yang baik, dan "supaya Dia meletakkan yang buruk, sebahagiannya di atas sebahagian yang lain", ...

Di ayat ini, dikatakan bahwa Dia meletakkan "yang buruk" (al-khabi_ts) sebahagian di atas sebahagian yang lainnya, sehingga jumlahnya seakan-akan bertambah (seakan-akan sama, yakni sama-sama muncul 7 kali).

Berkaitan dengan fakta zaman

Jumlah kata "jam" : 48
Jumlah kata "hari [tunggal/singular]" (yawm) : 365
Jumlah kata "hari-hari (jamak/plural)" : 30
Jumlah kata "bulan" (sahar) : 12
Jumlah kata "tahun" (sanah) dan bentukannya: 19 [lihat catatan]
Jumlah kata "tahun [tunggal/singular]" (al-sanah) : 7 [lihat catatan]
Jumlah kata "tahun-tahun [jamak/plural]" (sanah) : 12 [lihat catatan]
Catatan tentang bulan (sahar) :
Yang dimaksudkan di sini adalah bulan kalender [month/ (sahar)], bukan bulan satelitnya bumi [moon/ (qamar)].
Catatan tentang "tahun" (sanah) belum diterjemahkan. Silahkan baca berikut ini;
The significance of 19 here is that each period of 19 years is a repetition of all the relative positions of the Earth and the moon. This cycle was discovered by a Greek called Meton and is known as the Metonic Cycle.
This is counting the definite and indefinite articles 'the year' and 'a year' but also the plurals. The word occurs 12 times in the plural form and 7 times in the singular form. There are no other occurrences. The fact that this calculation takes into account plurals whereas when considering the word for month I ignored plurals has caused people to level the charge that the number relationships were fudged. I also saw the weakness in the pattern. However, I believed there was still something there. Maybe it was to do with the type of plural (broken and unbroken)? This is what I put on my web site for several months. But I discovered that that reasoning was wrong since both plurals are really broken plurals. I looked again for the significance of 12 and 7 and found what must be the answer :
Meton of Athens (ca. 440 BC) noticed that 235 lunar months made up almost exactly 19 solar years. Using modern measurements, The near commensurability of the two periods follows from the fact that 235/19 is the 6th Convergent of the ratio of the lunar month and solar year periods (365.2425/29.53059).
This 19-year Lunar Cycle became known as the Metonic cycle, and was the basis for the Greek calendar until the Julian calendar was introduced in 46 BC. Since 12 lunar months equal 354.367 days, about 11 days less than a solar year, an additional 235-19(12) = 7 lunar months were added to synchronize the cycle. These were added in years 3, 5, 8, 11, 13, 16, and 19 of the cycle.
So, almost certainly, we have here the importance of the numbers 12 and 7 (the occurrence of the plural and the single of 'sanat' (year) respectively). The metonic cycle is 19 solar years pretty exactly or in lunar years it is 19 and 7/12 ths!!
The remaining words you might think of related to time are "week" which doesn't occur at all, and hour. The word hour occurs in the Qur'an not as might be expected 24 times but 48 times! This is still a bit of a puzzle to me but there is something that might be noted here. A given calendar day e.g. 19th of January 1998 exists for exactly 48 hours. How is this? Well, it begins existing at the international dateline when the whole world is momentarily on 18th of January 1998. after 12 hour half the world is 19th of January 1998 and the other half 18th of January 1998 after 24 hours the whole world is momentarily 19th of January 1998. after 36 hours half the world is 19th of January 1998 and half the world is 20th of January 1998 and after 48 hours 19th of January 1998 ceases to exist and momentarily the whole world is 20th of January 1998. From this week see that a day lasts not 24 hours but 48 hours!!!! [for physicists out there this may be a big clue why spin angular momentum is quantised to integer multiples of (Planck's constant)/2 and orbital angular momentum is quantised to integer multiples of Planck's constant?!]
Sumber:
http://www.websolution.net/islamicweb/numbers.htm
http://www.islamic.org.uk/struct.html
http://www.geocities.com/Athens/Academy/7368/quran_scatter.htm
http://www.moslem.org/yuksel/365days.htm
http://www.it-is-truth.org/
http://www.gulfdc.com/offline/www.it-is-truth.org/
Abdul Razak Naufal, seorang sarjana Mesir menemukan bahwa kata-kata yang terkandung dalam Quran sangat harmonis dan akurat. Dia mempublikasikan hasil penyelidikannya dalam bukunya yang berjudul "Al-Ijaaz Al-Adady LilQuran Alkarim" (Kemukjizatan dari segi bilangan dalam Quran) yang terdiri dari tiga jilid, mengemukakan sekian banyak contoh tentang keseimbangan jumlah kata-kata dalam Quran. Semua keajaiban itu menunjukkan bukti bahwa ada kekuatan yang maha dahsyat yang melebihi kekuatan manusia., yaitu Allah.
Berikut rangkuman / ringkasan dari hasil penelitiannya tersebut, di mana pembaca bisa membuktikan sendiri secara tepat dengan merujuk pada Kashful-ul-Ayat dari Quran :
A. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan lawan katanya :
  • Kata `Hayat' (Hidup) dan `Maut' (Mati) masing-masing ditemukan sebanyak 145 kali.
  • Kata `Al Nafa'a' (Manfaat) dan `Al Madharrat' (Madharrat) masing-masing sebanyak 50 kali.
  • Kata `Al Har' (Panas) dan `Al Bardu' (Dingin) masing-masing sebanyak 4 kali.
  • Kata `As Sholiha' (Kebajikan) dan `As Sayah' (Keburukan) masing-masing sebanyak 167 kali.
  • Kata `At Thoma'ninah' (Kelapangan/ Ketenangan) dan `Adduk' (Kesempitan / Kekesalan) masing-masing sebanyak 13 kali.
  • Kata `Arrobat' (Cemas / Takut) dan `Arrogho' (Harap / Ingin) masing-masing sebanyak 8 kali.
  • Kata `Al Kafir' (Kafir) dan `Al Iman' (Iman) dalam bentuk difinite masing-masing sebanyak 8 kali, sedang dalam bentuk indifinite masing-masing sebanyak 17 kali.
  • Kata `As Shufah' (Musim Panas) dan `As Syata' (Musim Dingin) masing-masing sebanyak 1 kali.
  • Kata `Dunya' (Dunia) dan `Akherat' (Hari Kemudian) masing-masing sebanyak 115 kali.
  • Kata Setan dan Malaikat masing-masing sebanyak 88 kali.
B. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan persamaan makna yang dikandungnya :
  • Kata `Al Harot' dan `An Naro'at' (Membajak/ Bertani) masing-masing sebanyak 14 kali.
  • Kata `Al Ajaba' dan `An Ghororoh' (Membanggakan Diri / Angkuh) masing-masing sebanyak 27 kali.
  • Kata (Orang Sesat / Mati Jiwanya) masing-masing sebanyak 17 kali.
  • Kata (Quran, Wahyu, dan Islam, ) masing-masing sebanyak 70 kali.
  • Kata (Akal dan Cahaya) masing-masing sebanyak 49 kali.
  • Kata (Nyata) masing-masing sebanyak 16 kali.
C. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata yang menunjuk pada akibatnya :
  • Kata (Menafkahkan) dengan (Kerelaan) masing-masing sebanyak 73 kali.
  • Kata (Kekikiran) dan (Penyesalan) masing-masing sebanyak 12 kali.
  • Kata (Orang-orang kafir) dan (Neraka/ Pembakaran) ) masing-masing sebanyak 154 kali.
  • Kata (Zakat/ Pensucian) dan (Kebajikan yang banyak) ) masing-masing sebanyak 32 kali.
  • Kata (Kekejian) dan (Murka) ) masing-masing sebanyak 26 kali.
  • Kata `Al Rijs' (Godaan Syaithan dan Najis) dan `Al Rejz' (Siksa yang pedih) masing-masing sebanyak 10 kali.
  • Kata `Ilm' (Mengetahui), `Ma'rifat' (Pengenalan Allah), dan `Iman' (Keyakinan) masing-masing sebanyak 811 kali. Ini menunjukkan bahwa melalui pengenalan kepada Allah dapat menghantarkan pada keyakinan yang teguh.
D. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya :
  • Kata (Pemborosan) dan (Ketergesa-gesaan) masing-masing sebanyak 23 kali.
  • Kata (Nasehat/ Petuah) dan (Lidah) masing-masing sebanyak 25 kali.
  • Kata (Tawanan) dan (Perang) ) masing-masing sebanyak 6 kali.
  • Kata (Kedamaian) dan (Kebajikan) ) masing-masing sebanyak 60 kali.
E. Keseimbangan Khusus
  • Kata `Yaum' (Hari) dalam bentuk tunggal ditemukan sebanyak 365 kali, sama dengan jumlah hari dalam setahun.
  • Kata `Yaam' dan `Yaumin' (Hari-hari) dalam bentuk jamak, jumlah keseluruhannya ditemukan sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam sebulan.
  • Kata `Syahr' (Bulan) ditemukan sebanyak 12 kali, sama dengan 12 bulan dalam setahun.
  • Kata `Asbat' (Dua belas sahabat Nabi Musa) dan `Hawariun' (Dua belas sahabat Nabi Isa) masing-masing ditemukan sebanyak 5 kali.
  • Kata-kata yang menunjuk pada utusan Tuhan, yaitu (Rasul), (Nabi), (Pembawa Berita Gembira), dan (Pemberi Peringatan) keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama Nabi, Rasul, Pembawa Berita tersebut, yakni 518 juga.
  • Dalam Quran terdapat 7 (tujuh) ayat yang memberi penjelasan tentang langit ada `tujuh', dan 7 (tujuh) ayat pula yang menjelaskan terciptanya langit dan Bumi dalam `enam' tahap.

Jumlah Kata Yang Berlawanan

hidup (al-haya_h) : 145
mati (al-mawt) : 145

perbuatan baik (ash-sha_liha_t) : 167
perbuatan buruk (as-sayyi'a_at) : 167

dunia (ad-dun-ya_) : 115
akhirat (al-a_khirah) : 115

saying aloud (al-jahr) : 16
in public (al-alaniyah) : 16

Jumlah Kata Yang Berhubungan

setan (syaytha_n) atau (syaya_thi_n) : 80
malaikat (mala_ikah) atau (malak) : 80

mereka berkata (qa_lu_) : 332
katakanlah! (qul) : 332

kecintaan (al-muhabbat) : 83
keta'atan (ath-tha'aat) : 83

hidayah (al-hida_yah) : 79
rahmat (ar-rahmat) : 79

keselamatan (as-salaam) : 50
kebaikan (ath-thayyibaat) : 50

kesukaran (asy-syadah) : 102
kesabaran (ash-shabr) : 102

musibah (al-mushi_bah) : 75
bersyukur (asy-syukr) : 75

Catatan : tanda tanya bagi saya
Iblis (al-ibli_s) : 11
memohon perlindungan Allah (dari iblis): (al-sti'a_dhatu billaah) : 11

Berkaitan dengan persamaan matematik

Beberapa ayat Al-Quran menunjukkan struktur matematik yang menakjubkan, berkaitan dengan 'persamaan' dan 'pertidaksamaan'. Sebagai contoh, dalam Quran dinyatakan dengan "persamaan A adalah seperti B" <matsalu A kamatsali B> :
[Quran 3:59]
Sesungguhnya persamaan "Isa" di sisi Allah seperti persamaan "Adam".

Kata "Isa" dan "Adam" sama-sama muncul 25 kali.
[Quran 7:176]
"anjing" dengan "kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami"

Maka persamaannya ialah :
Bahwa "kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami" (al-qawmul-ladzi_na kadz-dabu_ bi a_ya_tina_) dipersamakan / diibaratkan kelakuannya seperti seekor "anjing" (kalb). Yaitu jika kamu menghalaunya, ia menjulurkan lidahnya, atau jika kamu membiarkannya, ia menjulurkan lidahnya juga.

"Anjing" (kalb) tertulis 5 kali sebagaimana kata "Kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami" (al-qawmul-ladzi_na kadz-dabu_ bi a_ya_tina_) tertulis 5 kali juga.
[Quran 29:41]
Persamaan "orang-orang yang mengambil untuk mereka wali-wali selain daripada Allah" (alladzi_nat-takhadzu_ mindu_nil-laahi), ialah seperti persamaan "laba-laba" (al-'ankaabu_t).

Laba-laba (al-'ankabu_t) tertulis 2 kali, "Orang-orang yang mengambil untuk mereka wali-wali selain daripada Allah" (alladzi_nat-takhadzu_mindu_nil-laahi) tertulis 2 kali juga.
[Quran 62:5]
Persamaan "orang-orang yang dibebankan dengan Taurat", kemudian mereka tidak memikulnya adalah seperti persamaan "seekor keledai" yang memikul buku-buku yang tebal.

"Keledai" (al-hima_r) dan "orang-orang yang dibebankan dg taurat" (al-ladzi_na humilut-tawra_t) sama-sama muncul di ayat ini, yaitu hitungannya sama-sama satu kali muncul.

Berkaitan dengan pertidaksamaan matematik

Dalam Quran, dijumpai petunjuk tentang pertidaksamaan ketika ada ayat yang menyatakan "Adakah sama antara A dan B (hal yastawi_ A wa B?), sebagaimana ditemukan dalam beberapa ayat. Tentunya, kita akan berfikiran bahwa tentu saja kemungkinan (probabilitas) ketidaksamaan jumlah antara A dan B adalah sangat besar, akan tetapi anehnya, jika kita temukan ayat yang menyatakan ketidaksamaan antara A dan B, diketahui bahwa perbedaan jumlah antara A dan B adalah TEPAT SATU. Menakjubkan bukan?
Contoh:
[Quran 4:95]
Tidaklah sama antara "mu'min yang duduk [yang tidak ikut berperang] yang tidak mempunyai "uzur"" (al-qa_idu_n) dengan "orang-orang yang berjihad di jalan Allah" (al-muja_hidu_n) ...

Jumlah kemunculan (al-qa_idu_n) / (al-qa_idi_n) = 4
Jumlah kemunculan (al-muja_hidu_n) / (al-muja_hidi_n) = 3

[Quran 6:50]
... Apakah sama "orang yang buta" (al-a'ma_) dengan "orang yang melihat" (al-bashi_r)? Maka apakah kamu tidak memikirkan(nya)?

Jumlah kemunculan (al-a'ma_) = 8
Jumlah kemunculan (al-bashi_r) = 9

[Quran 13:16]
... Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah "gelap gulita" (adz-dzuluma_t) dan "terang benderang" (an-nu_r) ...

Jumlah kemunculan (adz-dzuluma_t) = 14
Jumlah kemunculan (an-nu_r) = 13

Ada sedikit kejanggalan terhadap fenomena ini di Quran 5:100, yang dijelaskan sebagai berikut :
[Quran 5:100]
... :Tidak sama "yang buruk" (al-khabi_ts) dengan "yang baik" (at-thayyib), meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, ...

Catat akhir ayat di atas, bahwa : "banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, ... "
Ternyata, jumlah kata (al-khabi_ts) dengan (at-thayyib" adalah SAMA, yaitu 7 kali kemunculan. Penjelasan dari kejanggalan ayat ini ditemukan di Quran 8:37 yang menyatakan :
[Quran 8:37]
Supaya Allah memisahkan yang buruk daripada yang baik, dan "supaya Dia meletakkan yang buruk, sebahagiannya di atas sebahagian yang lain", ...

Di ayat ini, dikatakan bahwa Dia meletakkan "yang buruk" (al-khabi_ts) sebahagian di atas sebahagian yang lainnya, sehingga jumlahnya seakan-akan bertambah (seakan-akan sama, yakni sama-sama muncul 7 kali).

Berkaitan dengan fakta zaman

Jumlah kata "jam" : 48
Jumlah kata "hari [tunggal/singular]" (yawm) : 365
Jumlah kata "hari-hari (jamak/plural)" : 30
Jumlah kata "bulan" (sahar) : 12
Jumlah kata "tahun" (sanah) dan bentukannya: 19 [lihat catatan]
Jumlah kata "tahun [tunggal/singular]" (al-sanah) : 7 [lihat catatan]
Jumlah kata "tahun-tahun [jamak/plural]" (sanah) : 12 [lihat catatan]
Catatan tentang bulan (sahar) :
Yang dimaksudkan di sini adalah bulan kalender [month/ (sahar)], bukan bulan satelitnya bumi [moon/ (qamar)].
Catatan tentang "tahun" (sanah) belum diterjemahkan. Silahkan baca berikut ini;
The significance of 19 here is that each period of 19 years is a repetition of all the relative positions of the Earth and the moon. This cycle was discovered by a Greek called Meton and is known as the Metonic Cycle.
This is counting the definite and indefinite articles 'the year' and 'a year' but also the plurals. The word occurs 12 times in the plural form and 7 times in the singular form. There are no other occurrences. The fact that this calculation takes into account plurals whereas when considering the word for month I ignored plurals has caused people to level the charge that the number relationships were fudged. I also saw the weakness in the pattern. However, I believed there was still something there. Maybe it was to do with the type of plural (broken and unbroken)? This is what I put on my web site for several months. But I discovered that that reasoning was wrong since both plurals are really broken plurals. I looked again for the significance of 12 and 7 and found what must be the answer :
Meton of Athens (ca. 440 BC) noticed that 235 lunar months made up almost exactly 19 solar years. Using modern measurements, The near commensurability of the two periods follows from the fact that 235/19 is the 6th Convergent of the ratio of the lunar month and solar year periods (365.2425/29.53059).
This 19-year Lunar Cycle became known as the Metonic cycle, and was the basis for the Greek calendar until the Julian calendar was introduced in 46 BC. Since 12 lunar months equal 354.367 days, about 11 days less than a solar year, an additional 235-19(12) = 7 lunar months were added to synchronize the cycle. These were added in years 3, 5, 8, 11, 13, 16, and 19 of the cycle.
So, almost certainly, we have here the importance of the numbers 12 and 7 (the occurrence of the plural and the single of 'sanat' (year) respectively). The metonic cycle is 19 solar years pretty exactly or in lunar years it is 19 and 7/12 ths!!
The remaining words you might think of related to time are "week" which doesn't occur at all, and hour. The word hour occurs in the Qur'an not as might be expected 24 times but 48 times! This is still a bit of a puzzle to me but there is something that might be noted here. A given calendar day e.g. 19th of January 1998 exists for exactly 48 hours. How is this? Well, it begins existing at the international dateline when the whole world is momentarily on 18th of January 1998. after 12 hour half the world is 19th of January 1998 and the other half 18th of January 1998 after 24 hours the whole world is momentarily 19th of January 1998. after 36 hours half the world is 19th of January 1998 and half the world is 20th of January 1998 and after 48 hours 19th of January 1998 ceases to exist and momentarily the whole world is 20th of January 1998. From this week see that a day lasts not 24 hours but 48 hours!!!! [for physicists out there this may be a big clue why spin angular momentum is quantised to integer multiples of (Planck's constant)/2 and orbital angular momentum is quantised to integer multiples of Planck's constant?!]
Sumber:
http://www.websolution.net/islamicweb/numbers.htm
http://www.islamic.org.uk/struct.html
http://www.geocities.com/Athens/Academy/7368/quran_scatter.htm
http://www.moslem.org/yuksel/365days.htm
http://www.it-is-truth.org/
http://www.gulfdc.com/offline/www.it-is-truth.org/